Revolusi Tai Kucing

Mencari Kemungkinan, Dalam Ruang Ketidakmungkinan
Ritme Dialektika Sebuah Kenihilan..
Selamat Tinggal Pengatas namaan Segala Bentuk Pelabelan....
Selamat Datang Absurditas, Dan Lahir Menjadi Realitas..

Saturday, March 08, 2008

"Jatuh Cinta Itu Biasa Saja..."


Kemarin kau bercerita tentang tema anti cinta, dengan mulut mungilmu begitu yakin kau menjelaskan alasan satu sisi tidak berlebihan dalam berperasaan, untuk juga bersiap ketika satu saat ditinggalkan...

sembari asap nikotin mengepul dari mulutmu, yang malas aku menghitung sudah batang keberapa dari awal sore tadi kita bertemu..

Belum paham benar sepertinya aku tentang Ke-Anti Cinta-anmu itu....

Begitu asyik aku mendengar ungkapan-ungkapanmu seolah kau berbicara sebagai sosok lima atau sepuluh tahun diatasmu..

Sesekali juga kau elus Cleo, nama anjing mahal peliharaanmu...

Lebih banyak aku mendengar uraianmu dari mulai keluarga, kisah cinta, teman, pemikiran, juga skripsi yang sedang dalam proses kau kerjakan..

Manggut-manggut sambil sesekali mengiyakan, tapi juga kadang menyanggah, walaupun juga kadang diselingi guyonan...

Dimana dari tertawamu kadang masih tercium aroma Bir yang sempat kau minum tadi sebelum kita ngobrol di kostanmu..

Jam 3 Dini hari, masih asyik kita ngalor ngidul ngobrol, dan aku ingat persis waktu itu kau berbicara masalah kontradiksi ayahmu, yang sudah mulai kau bisa damaikan saat ini..

Dalam hati, aku berbicara ada beberapa hal kesamaan tentang masalah keluarga..

Walaupun aku tidak akan mengatakan bahwa masalah keluargaku jauh lebih tidak beres dari keluargamu..

Sudah malas sepertinya ketika aku akan bercerita bagaimana bapakku yang alkoholik, dan ibuku yang selalu nrimo, dan pemandangan “perang Dunia” menjadi pemandangan masa kecil, dan terus membayang sampai sekarang....

Sudah bosan kalau aku membicarakan masalah itu...

Terus saja nona, kau lanjutkan ceritamu, bisikku dalam hati....

Heran juga sebenarnya aku bisa betah sampai berjam-jam, sepertinya bukan hanya alasan wajahmu yang cukup cantik, tapi lebih aku tersedot kepada uraianmu yang mengalir bak pendongeng yang selalu aku impikan..

Kalau saja, aku sudah kenal lama denganmu, mungkin aku akan meminta bantal dan tidur sambil mendengarkan apa yang kau ceritakan...

Hmm....tidak, aku masih nyaman sekarang duduk di hadapanmu, dengan tema cerita lain yang berbeda, cerita yang sedikit merangsangku untuk ambil bagian dalam obrolan, ketika kau membicarakan wacana-wacana kritik teori yang kau ajukan ke tema skripsi..

Tanpa sadar, dini hari sudah merambah pagi, pukul setengah lima aku ingat betul ketika kau mengeluhkan badanmu yang pegal-pegal...

Sedikit aku pijit bagian belakang kepalamu, tangan, dan kaki bawahmu.

Tersenyum aku melihat mimik wajahmu yang merem melek sambil sesekali menginstruksikan bagian-bagian badan yang kau rasakan pegal.

Setelah aku rasa selesai membantumu, mengantarkan sampai ke kostan, diselingi ngobrol sampai pagi, dan memijitmu

Aku niatkan untuk berpamitan...

Keluar dari kompleks elite kostanmu, sedikit jalan menanjak terlihat megah kampusmu yang memang hanya berjarak hitungan meter, di kawasan Ciumbeluit Bandung

Aku Lebih memilih jalan kaki untuk pulang, sembari menikmati udara pagi....

Bukan pulang ke rumah ataupun ke tempat kostan, karena memang aku tidak punya itu, pulang ke tempat yang oleh teman-temanku sering di sebut Basecamp di kawasan Lengkong besar.

Aku tak menghitung berapa kilometer aku berjalan, setidaknya kalau aku melihat jarum jam ketika sampai, menunjukkan pukul tujuh pagi, dari jam lima lebih aku mulai keluar dari kostannya.

Tak berselang lama sesudah itu, kita bertemu di dunia maya, fasilitas YM coba kita manfaatkan.

Agak bingung, ketika kau berbicara, kau ingin bercinta seperti temanmu yang lain, ingin total berkorban, dan siap dengan konswekensi sakit hati ketika nanti ditinggalkan, juga air mata yang akan menemani di saat-saat perjalanan cinta yang sedang di jalani saat ini...

Bingung....

Begitu sering aku memberikan jawaban di YM media kita berkomunikasi...

Dan kau berucap...”Memang ini konservatif, bodoh, tolol, dll....tapi setidaknya aku ingin merasakan kesejatian cinta..”

Kesejatian cinta...???, apalagi itu..???

Lantas, apakah itu bagian dari “Anti Cinta” mu itu, ataukah dalam sehari kau sudah bisa berbeda sikap..???

Teringat bagaimana kau bercerita akumulasi “anti cinta” mu itu dimulai dari proses panjang, sampai kau bisa menentukan pilihan itu.

Lantas dengan ucapanmu .....

...”Memang ini konservatif, bodoh, dll....tapi setidaknya aku ingin merasakan kesejatian cinta..”

Maksudnya..???

Yang pasti, aku tidak tahu banyak tentang masalah cinta, selain hanya ibarat bunga yang bisa tumbuh tanpa bantuan musim....

Dan, lagu itu masih suka kudengarkan....


“Nada-nada yang minor...

Lagu perselingkuhan...

Atas nama pasar semua begitu bisa...

Elegi patah hati..

Lagu cinta melulu..

Kita memang benar benar melayu...

Suka mendayu-dayu...

Apa karena kuping melayu..

Sukanya yang sendu sendu...”

(Cinta Melulu & Jatuh cinta itu Biasa saja, Efek Rumah Kaca)

Labels:

2 Comments:

At 5:11 AM , Blogger Yodie Hardiyan said...

boleh juga inkonsistensi anti cinta teman wanitamu itu...

Salam

 
At 2:38 AM , Blogger Desiyanti said...

Sepulang acara Saut, Che..?

*.*

 

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home