Revolusi Tai Kucing

Mencari Kemungkinan, Dalam Ruang Ketidakmungkinan
Ritme Dialektika Sebuah Kenihilan..
Selamat Tinggal Pengatas namaan Segala Bentuk Pelabelan....
Selamat Datang Absurditas, Dan Lahir Menjadi Realitas..

Monday, February 26, 2007

“…Aku sering ditikam cinta, pernah dilemparkan badai tapi aku tetap berdiri…”

Satu tatapan tikamanmu tanpa senyuman, sore itu..

Ketika aku mengharap senyuman itu sendiri…

Dan merangkak dalam bait-bait luka buah dari karma atas nama ketulusan perasaan..

Sakit..!!!

Dan harus tertahankan dalam rongga dada yang bergemuruh berteriak memanggil namamu

Sedangkan bayangan untuk berlari dari segenap beban intuitif yang datang tanpa diundang…

Dan ketika pergi meninggalkan goresan endapan kesesakan..

Yang kadang sulit dibedakan antara sebuah kesucian rasa palung hati yang hanya terbantahkan dengan perangkat-perangkat materialisme masa kini…

Sejauh ini aku hanya bisa berteriak meneriakkan sumpah serapah dasar pertanyaan tentang idealisasi perasaan dan kemanusiaan..

Masih adakah..??!!

Lantas memang masih adakah mereka yang memegang teguh itu semua, saat ini…

Jawab..??!!

Biadab..!!!!

Pasti dengan keadaanku yang remuk redam saat inipun kau akan menghakimiku dengan celoteh-celoteh standar atas nama sebuah proses…

Atau lebih karena aku adalah seorang bajingan yang tak bermasa depan…

Begitukah..??!!

Kalau begitu halnya aku tidak keberatan …

Tapi sebelum itu apakah kau bisa menjawab ketika ruang lingkupnya bukan dasar logika matematis….

Ketika lebih kepada unsur-unsur irasional yang mengkristal dan menggiringnya hanya untuk bisa dekat denganmu..

Bebal…!!!

Memang, karena aku yakin mereka yang mencinta tidak ada yang waras..

Tidak waras dalam kewarasan ketika bisa saling mengimbangi…

Berimbang ketika aku nyatakan dan kau siap menerima apa adanya

Walaupun kadang terdengar seperti nyanyian lagu lama…

Sampai saat datang wejangan yang lain, tentang cinta yang membebaskan…

Kemudian aku bertanya…

Cinta membebaskan untuk siapa..???

Untuk yang mencintai..???

Atau yang dicintai..???

Ketika yang mencintai bebas untuk disakiti …

Dan yang dicintai bebas untuk menyakiti…

Begitukah..??!!

Segera otomatis cinta menjadi belenggu…

Begitukan..??!!

Apakah aku salah menyebutkan secara rinci dialektika tentang bagaimana ketika cinta sampai membelenggu…

Dan apa yang akan kau jawab…??!!

Terbelenggu oleh cinta hanyalah ego diri yang dominan, bukan cinta itu sendiri..

Begitu katamu..

Aaaaaaarrrrrrggggghhhhhh…….!!!!!!!

Ingin pecah kepalaku rasanya, berbarengan jebolnya sesak yang ada dalam rongga dada...

Persetan…!!!

Hei cepat putar kembali reff lagu lama itu…



“….Aku sering ditikam cinta, pernah dilemparkan badai tapi aku tetap berdiri…

Menjeritlah selagi bisa, menangislah bila itu dianggap penyelesaian…”


February 26, 2007

Labels:

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home