Revolusi Tai Kucing

Mencari Kemungkinan, Dalam Ruang Ketidakmungkinan
Ritme Dialektika Sebuah Kenihilan..
Selamat Tinggal Pengatas namaan Segala Bentuk Pelabelan....
Selamat Datang Absurditas, Dan Lahir Menjadi Realitas..

Monday, February 26, 2007

Untukmu Kawan ( I - XVIII )

Untukmu Kawan,.. I

Untuk sebuah tema paradoks, dari seorang biasa yang merasa luar biasa, pada satu sisi.
Dan Atas dasar pemenuhan sebuah kebutuhan, bukan keinginan..Di sisi lain
Begitu katanya.
Tema paradoks tentang keinginan untuk menjadi luar biasa di atas ungkapan klasik sosialisme untuk hanya pada tahap pemenuhan kebutuhan bukan keinginan.
Mungkinkah.?
Ketika yang sudah ada pun kau belum merasa puas, dengan terus mencari varian frontal norma kemasyarakatan.
Untuk harus selalu dalam garis suara terbanyak.
Dan kau lebih memilih untuk mengadopsi tarian eksotis lagu lesbianisme ditambah penetrasi keingintahuanmu untuk terus melaju sampai pada titik klimaks berbahagia dgn apa yang ada.
Dan aku tak tahu apakah kau bisa orgasme sampai pada tahap kau menjepit kenyataan yg ada dgn lenguhan khas emansipasi..
Begitukah..??
Atau aku saja yg sok tahu..??
Tentang Filosofi "Bumi" yg selalu menyerap air gersang sebuah kebijakan.
Walaupun dia selalu diinjak/digunakan alas Dehumanisasi
Dan, aku…

Akh……!!!

Untukmu Kawan,… II

"apa arti sebuah nama" ada benarnya mungkin ketika aku menyapa seseorang yg kadang cukup puas dipanggil "goniel" dalam sekte patriarki yg dia yakini, ada semacam ketabahan yang dia selalu mengaitkan dengan seseorang yg pernah melahirkannya..
apa alasan.?
kadang hanya cerita getir yg ia gulirkan dan yag sempat aku perdengarkan ttg keikhlasan memberi sekaligus kesiapan dlm kehilangan, yang aku tangkap sbg bentuk aktualisasi diri dari penghormatan seorang wanita ringkih yg katanya seorang ibu
akh...iri aku mendengarkan kisahmu kawan, yg dgn sepenuhnya aku melihat kau terinspirasi dari sebuah kisah yg aku mulai jengah ketika di seberang lain banyak terdengar rentetan feminisme dlm tameng sebuah penyetaraan
aku angkat topi, untukmu dlm masukan2 materi, apalagi hanya untuk sebuah jurnalisasi
kau masih berdiri dan melihat seonggok masa lalu yang kau amini sbg langkah hidup dlm melihat sisi lain seorang laki2
ya...filosofi utk siap dlm kehilangan dlm dialektika hidup, kemudian mati......

Untukmu Kawan,.. III

Sebuah kisah klasik perjalanan perempuan tegar, dlm menghadapi hidup utk sesuatu apa aku kurang tahu..
satu kepastian darinya yg aku dapat walaupun dalam iringan keras kepala dan sedikit dendam kesumat kpd laki2 walaupun itu bukan harga mutlak dari penilaian seorang wanita ini, cantik ...
Nara...singkat yg aku tahu namanya sesingkat kesimpulannya mungkin yg sering aku tangkap sebagai ketidak sukaanya terhadap kebasa-basian...
dan lebih memilih medan panas dalam kau mencari musuh utk kau diajak bertarung, dalam dunia tak terbatas atau dunia nyata sekalipun.
Masih terganjal dgn masalah yg sama
antara ia menyejajarkan intuitif serta logika yg selalu dia merasa tersakiti..

maaf..teman...
sekilas penilaianku bukan berarti harga mati seorang

Nara

biru..

Angkat topi aku haturkan utk kau yg jujur dlm menghadapi kisah jahat seorang buaya darat..
selamat..
Kau memang tegar...

Salam kebebasan berfikir....!!!

Untukmu Kawan,… IV

"Ilalang yang ingin menjadi bunga dan mewangi,.... mimpi..."

Sebuah keresahan apa, aku tidak tahu yang membuatmu memposisikan diri menjadi ilalang dan ingin bermetamorfosis menjadi bunga...
dengan landasan mimpi kau mencoba untuk meraih sesuatu hal dalam alam kesadaran yang lumrahnya, dengan sebutan khas , kau gila...
kau tidak realistis...
kau...
sebuah ungkapan klasik dalam ranah ketidaktahuan atau mungkin kejengahan dalam mendobrak lini hidup dalam ruang lingkup paradigma yang sesuatunya ditentukan oleh suara terbanyak...

Lantas apakah suara tadi atas dasar kemanusiaan....?
kemanusiaan yang teralieanasi tentunya,,,

Semoga keresahan-keresahan itu tidak menganggumu dalam kau menyebut dalam hatimu, walaupun tak pernah kau ucapkan padaku...

Untuk sedikit membuat senyum kepada Ibumu...
Perjuangkan...
Aku Iri padamu Tmn
Salam Revolusi Tai Kucing...!!

Hu..hu..YOu may say Im Dreamer ...
But Im not They only one..
I hope some day You'll Join Us .....(Imagine)

Untukmu Kawan,… V


Sejenak berehat bersama wajah manis sambil menikmati kopi tubruk, sekedar hanya menghitung kepulan2 asap nikotin yg keluar dari mulut mungilnya sambil sesekali menertawakan ttg kepongahan, sistem, atau ttg puisi2 hati yg dilayangkan tp hanya dengan timpalan tertawaan..
ha..ha..ha..
tertawa lepas kiranya sebuah ideologi baru yg tak terlalu membawa banyak teori rumit serumit eksistensi kemanusiaan..
yg tak perlu jg menjanjikan surga kebersetaraan..
Tapi aku tak tahu apakah hatimu jg ikut tertawa dalam lepasnya rasa yg jg mencengkeram sisi keruh palung rahasia sejauh dia melibatkan rasa.
Akh.ternyata tertawa juga perlu kejujuran.
tidak.
karena aku masih bisa menyimpanya dalam ruang tertutup penyegelan ttg pengakuan seorang bajingan.
kiranya tidak perlu njlimet..
sebab tertawa tidak melihat bajingan/ksatria...
tetap aku masih ingin belajar tertawa lepas, sampai aku jujur menertawakan kebajinganku.Tak tahu dgn mu nona..semoga kau sudah mampu utk itu.agar aku ada alasan utk bljr bersamamu.

Untukmu Kawan,..VI



Atas nama sebuah Legalitas
sedikit aku ingin mencari tahu, sebab apa itu bisa menjadi sebuah perlindungan...
Lantas sebuah solusi dikotomi antara sisi intuitif dgn legalitas itu tercipta
begitu katanya..
ada juga mengenai lagu klasik sebuah objektifitas ecek-ecek, untuk mengacu kepada subjektifitas dalam rangka mencari lirik sunyi relitas manusiawi...
akh..ternyata masih banyak titik semu dalam lingkaran ketidak pastian di dalam kepastian itu sendiri..
Ironis...
ya tentunya bukan hanya di situ letak pemberhentian sebuah keyakinan..
kemudian suara lirih dari kumpulan coretan idealis goblok sedikit berujar..
kebahagiaan utk diyakini, dan kebenaran utk dicari..
Masalahnya untuk mencari sebuah keyakinan yg itu bisa membahagiakan lantas mentah hanya dengan argumen pongah tadi..
heran klo semua subjektif lantas apa yg harus dicari
benar, mmg anugerah ketika tdk dilahirkan
Dan sementara ini aku masih menunggu jawaban yg blm tersampaiakan lagi, ya apalagi klo bukan ketidakpastian

Untukmu Kawan, VII

sempat ada satu pertanyaan yg aku kemukakan ttg ikhwal proses yg sedang terjalani
dengan senyum khas, berbalutkan kerudung minimalis, ditambah dandanan nyentrik yg aku tangkap sbg pertanda sebuah ketidak fanatikan, dan dia menjawab ibarat kita mengangkat batu, terus kita angkat, jatuh lg dan begitu setrerusnya.
tp bukan esensi itu yg tergambarkan, adalah pemaknaan penhargaan proses yg hanya menjadi jangkauan manusia
termasuk ketika aku bertanya tentang sendi2 pembentukan rumah tangga.
ya seorang yati indriyani, yg aku nyaman memanggilnya mbak.
ketika semua kembali kepada peredaran masing2, dengan perjuangan kemanusiaan yg menjadi gerbong perjuangan proses kehidupanya.
dan aku yg hanya bisa melihat, mendengar, merasakan tnp ada sesuatu tindak nyata.
ya untuk sebuah nilai kemanusiaan aku lebih setuju, dari apapun termasuk semua ideologi tai kucing yg hanya berimbas pd kekuasaan.
ingin aku bisa kembali berbicara dgn seorang cybeel, tp tgs kemanusiaan mnjd jeda, terus berjuang mbak…..

Untukmu Kawan, VIII

Dalam lingkaran Jaringan Peduli Kemanusiaan, bertemu, berkumpul, dan berbuat sesuatu utk hal kecil sebuah kemanusiaan yg sdh lama terinjak, bahkan terlupakan...
ada benar ungkapan "awas racun LUpa..!!!" yg terus termanifestasi dlm bentuk kejumudan hari-hari beriringan lalu-lalang tampilan-tampilan konsumtif berjalan dengan paradoks nilai luhur sebuah egaliter....

salam kebebasan berfikir...!!!

Untukmu Kawan, IX

Sampai sejauh inipun aku masih tetap belum tahu misteri apa yang ada di balik senyummu..
ketika aku mencoba mencari tahu sekedar duduk mesra denganmu pun, ternyata belum ada sisi terang dari sunggingan bibirmu..
Kenapa..??
Aku tak tahu apakah kau tahu tentang itu atau tidak...
sebuah kepastian bahwa aku mencoba menjadi penikmat senyummu, selain buku-buku ideologi ecek-ecek, atau politik dehumanisasi, atau juga psikologi eksistensialis..
lebih damai sepertinya ketika aku bisa menggabungkan semuanya dalam ruang yang melibatkan antara senyummu,dan wacana yang tak ada juntrungnya itu..
Mungkin senyummu menjadi buku baruku, yang akan kubaca sampai detail daftar isi kehidupanmu...
walaupun mungkin baru sedikit tahu tentang daftar isimu yang sedikit kecewa akan kebohongan, dan kau berpesan padaku untuk tidak melakukan itu...
sakit...
aku bisa ikut merasakan itu nona..
tp yang aku salut, ternyata itu tidak merubah senyum manismu menjadi hambar....
Dan...

Untukmu Kawan X

Kiranya...suasana teduh matamu, selain dari anatomi lahir batinmu yang aku kagumi...
tidak banyak suasana ribet yang kau hadirkan...
tidak tahu apakah itu yang sebenarnya, atau aku saja yang sok tahu...
tetapi ada kegairahan kembali minimal dalam menulis penelusuran apa yang aku nikmati dari wajahmu, yang kadang dari jauh sekalipun aku menuliskannya...
Hanya sekedar menuliskan apa yang mungkin hambar bila tersampaikan..
Atau kesan mengada-ada bila langsung aku ungkapkan..
Akh...aku tak mau lagi terjebak dengan nyanyian-nyanyian tai kucing yang sekarang banyak dikumandangkan hanya sebuah penggapain kenikmatan sesaat...
Tidak...
Masih tetap sama ketika aku menjadi pecandu senyummu, sambil melihat ketimpangan kehidupan yang selalu berlawanan klas-klas tertindas...
sungginganmu mampu menjadi amunisi baru yang mungkin nyata menuju titik klimaks sebuah perdamaian...
Ya...perdamaian ketika tidak ada lagi yang tertindas...
Aaaakkkkhhhhh.....!!!!!!!!
Dan...

Salam Kemanusiaan...

Untukmu Kawan,..XI

Cukup dari jauh, melihat senyuman khas yg tak bisa lepas, atas dasar basa-basi atau mmng menjadi watak tradisi "pribadi simple" trade mark pemvonisan "luwchuw" bagian sisi tampilan yg bisa dikonsumsi utk sebuah pengakuan eksistensi kebermudaan..
Lantas apakah penilaian hanya milik dominasi diri yg cenderung narsistik..??
Lantas bagaimana dengan sisi penilaian sebuah objektifitas..??
Tapi bukankah satu-satunya yg objektif adalah subjektifitas itu sendiri..
Maaf aku lupa membawa dalam suasana "nggak suka ribet"
Ya aku setuju dgn itu, bahkan bukan hanya tersenyum tp tertawa lepas utk sekedar menertawakan diri sendiri..
Dan sedikit paham nilai sebuah ibadah ttg senyuman, ketika menikmati senyumanmu dari jauh.
Tetap pertahankan senyumanmu nona..
Sungguh menyenangkan menikmati senyumanmu di seberang

sana

bersama kopi hangat dalam dinginya suasana....

Untukmu Kawan,..XII

Untuk sebuah pemesanan, sekedar ungkapan absurd yang tersampaikan ...
dengan sedikit beralasan atas dasar sebuah perbincangan singkat yg sedikit mengupas sisi-sisi manusiawi klasik ...
ya ..sekilas..
Bukan berarti sepintas...
Semoga..

adalah yang aku tangkap dari seorang perempuan, yang masih terus mencari sebuah pembelajaran hidup, katanya....

Untuk belajar pada kehidupan itu sendiri...

Akh teman, Mungkin kau Banyak tahu tentang apa, mengapa, kemana, dan harus bagaimana ....ketika kau berbicara tentang kehidupan itu sendiri...

ya...pasti , karena kau pny masa lalu sebagai batu pijakanmu, untuk menjejak hari ini bingkai kepastianmu, dan sedikit memandang ke depan dalam rangka hari depanmu ttg sebuah harapan...

Satu sisi kesalutan utk mu, aku sampaikan yang masih ada sisi nurani utk menjagai bundamu yang sedikit lelah dari kejemuan hidup...
semoga lekas sembuh...

salam

Untukmu Kawan,..XIII

sebuah ungkapan rasialis, dlm arti semut hitam
tak tahu dlm rangka apa untuk penunjukan khas hewan "sosialis" yg kemudian menjelma dlm realisasi pembentukan nama lengkap dgn aroma eksistensialis dalam menciptakan kebersamaan
ironiskah?
akh aku tak mau ambil pusing dgn sebuah isyarat lengkap dgn yg pernah aku dengar untuk mempermasalahkan seberapa penting arti sebuah nama
itu sendiri teman...
dlm kesusastraan yg kau tapaki dgn beriring drama studi yg cukup dikatakan dgn teater ala khas perguruan tinggi
dan melaju dlm aliran darah seorang wanita yg selalu nyinyir ketika aku hentakkan sedikit ttg sebuah feminisme klasik yg aku tak tahu ttg penyikapannya..dan terus melaju dlm kau meretas sebuah lini rumah lain dgn persetujuan untuk penamaan Republik Semut Hitam...
akh...tak disangka kau juga penantang luka dalam eranganmu untuk mencerca yang membuat kau terluka dgn hardikan bajingan...
atau hal lain yang tidak banyak aku tahu darimu...
salam Revolusi Tai Kucing...!!!!!
aakkhh..!!

Untukmu Kawan,..XIV

Bukan atas dasar aku menggugatmu untuk hanya sebuah coretan yang mungkin membuatmu tak berkenan...
Aku paham Mungkin kau ingin semuanya ada dalam jalur seperti apa adanya....

Maaf jika semuanya berasa seperti berlebihan..
Mungkin karena intuitif tai kucing yang sering aku manjakan...
tanpa melihat anak logika dan Nurani penyeimbang manusiawi....
Atas dasar idealisasi Asu ,. untuk sedikit aku ingin menjadi manusia pecundang ..
agar aku bisa bahagia dunia dan akhirat...
Ha..ha..ha....ha..

Maaf kembali aku berlebihan..
Silahkan kau buang dan campakkan ...
Atas karya yang tak bisa melihat dengan siapa aku memberikan...

Silahkan Hapus dan Buang.....

Salam........

Maaf, hanya dalam media maya ini aku sedikit bisa berkoar....

Untukmu Kawan,… XV

Dalam rangka penemuan seseorang yg dapat membuatmu sadar bahwa semua keliaran tdk dpt terjalani............

Dalam rangka itu pula sedikit aku ingin bertanya ttg perjalanan proses utk sbh "penyadaran.."

sebuah "penyadaran" yg mana aku kurang paham

Atau selebihnya ttg perjalanan ketidakpastian yg menggiring kau utk menentukan sikap bahwa yg menjadi keputusan ini adlh berangkat dari alasanmu
yg katanya mampu menelanjangimu hingga kau mau dan sadar akan keputusanmu....

Selamat atas keputusanmu...!!!

Dengan ini kau tlh mengenakan baju perangmu utk bersama maju dlm pertempuran sebuah mslh klasik dari awal ini hingga tak tahu kapan kisahmu berakhir dlm bingkai sebuah senyum gaun pernikahanmu....

Kuberikan sebuah kado utkmu yang mungkin kau kurang berkenan atas persembahan beberapa kisah tragis menakutkan neraka keberkeluargaan...

Semoga kau bisa melihat dari sisi lain bahwasannya adalah jembatan utk dapat kau menyeberang tanpa harus terjebur dlm sungai keberputusasaan dgn dalih nyanyian cengeng "pulangkan aku pada org tuaku"
Tentunya kau sudah bisa mampu melihat sekaligus menerima apa yang akan terjadi nanti...
selamat...!!!
Pesanku sampaikan sebuah "kemanusiaan" dalam rumah kecilmu...!!!!

Untukmu Kawan, XVI

singgah, datang, hilang, berganti....
dan masih banyak lagi ornamen sebuah pelengkap dialektika dalam ranah kehidupan yang selalu kau yakini dengan kacamata sebuah ketidakpastian...

hingga tiba pada satu saat yang akan kau jalani, masih sama dengan prinsip keras kepalamu yang kau anggap kelumrahan dlm meniti generaliasi proses yang kadang tak mengharuskan sebuah tujuan...
kenapa...???

karena ketika aku bertanya tentang perbedaaan sebuah hal ikhwal ttg positif/negatif dlm genre pemikiran...
kau bersikeras untuk semuanya ada dlm kepositifan dlm rangka untuk menjadi yg sebenarnya.....
tentu dgn sebuah alasan yg aku kemukakan adalah akumulasi dari kejumudan hal yg negatif...

akh sudahlah..yg penting sekarang aku ingin membawa kau dalam ruang gelapku untuk kucumbui dengan penatku dan keliaranmu....

ya kiranya itu yg sedikit bisa menghiburku dlm kejengahan sistem manusia dlm menghisap manusia...

dan sebentar lagi kau akan sampai dlm suasana saling menghisap brsm pilihanmu.

Untukmu Kawan,..XVII

kereta ini bawa akau pergi dan senja nanti aku akan kembali tak lagi membawa luka hati....(menitip luka )
semoga.....

dan berujung kepada pertambahan atau pengurangan usia yang sekarang kau jalani.....
selamat......

sempat terngiang tentang sebuah ucapan, apa yang telah kau dapat di tahun ini...???

serta merta aku tak dapat menjawab beriringan dengan congkaknya sang waktu....yang hanya bisa memvonis tanpa mau mendengar.....

dan sekarang ketika kata2 itu aku kembalikan padamu sang dwipta jingga...semoga jawabanmu tak senada....

semoga di tahun ini bersama bertambah usiamu, kau bisa menjawab segala sesuatu dengan nada riang menyenangkan......
tanpa beban, walalupun semuanya ada dalam bingkai sebuah ketidakpastian seperti apa yang sering kau katakan....

dan segera menemukan seorang yang bisa menjawab gundah hati, untuk sebuah persoalan tidak semua keliaran dapat kau jalani....

dwipta jingga......

sebuah untaian kalimat rongsokan ini yang bisa kuberikan.

Untukmu Kawan,.. XVIII

Iri kadang aku melihatnya, dlm dialektika waktu yg mendamparkan dia entah ke mana, pun sama sebaliknya tetapi aku pulang lagi dlm gubug kebersamaan dgn khas angka 127, yg kadang aku tdk merasakan rasa kebersamaan itu sendiri
dan kini kau muncul lagi dlm aroma menyeruak ttg sebuah aliran buah pikiran seorang kaisar selassie dlm bingkai reggae soul atau blues atau apapun ttg itu, yg aku tangkap tentang ritme nada nyanyian lama ttg lagu perlawanan
akh...iri aku kawan dgn pemantapan sikap yg kau ambil, walaupun kau mungkin tdk pernah mengatakannya langsung, atau mungkin aku yang sok tahu..
ya..semoga keberpihakanmu masih dlm hal yg sama ttg nyanyian kemanusiaan
dan selamat tinggal ideologi tai kucing yg hny berhulu pd titik akhir kekuasaan
aku tak tahu kau mungkin tertawa. senyum sinis, atau bahkan malah meludah..
ya kembali aku titipkan "kemanusiaan" dlm karyamu utk kau aktualisasi dgn pengetahuan lebih yg kau punya
salam..
Revolusi Tai Kucing....

Labels:

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home