Revolusi Tai Kucing

Mencari Kemungkinan, Dalam Ruang Ketidakmungkinan
Ritme Dialektika Sebuah Kenihilan..
Selamat Tinggal Pengatas namaan Segala Bentuk Pelabelan....
Selamat Datang Absurditas, Dan Lahir Menjadi Realitas..

Friday, November 23, 2007

Salam Sungkem Keluarga Badjingan



Aroma khas minuman kejantanan menyeruak memenuhi ruang kemunafikan...
Beriringan dalam obrolan khas dengan nada tawa keras menertawakan diri naas yang tersumbat dengan keadaan hidup susah yang tak bisa lepas..
Selalu saja mereka merasa akulah yang paling berani dari seorang pahlawan sekalipun..
Sempat teringat rasa muak berangkat dari kejemuan melihat seorang bapak..
Yang hanya bisa demikian, tanpa rasa malu menyebut ke-Akuanku...
Dan merasa jantan menindih Ibuku, walaupun dia menangis dalam kesakitan sampai pada muara luka batin berbalut pasungan stigmatisasi....
Atas nama penyembuhan sebuah kesehatan kejiwaan..
Hei ....bagaimana kabarmu bapak..???
Apakah kau merasa berbahagia ...
Dengan iringan tangis Ibu , dengan Vonismu beralaskan masa lalu, yang katanya Wanita sundal..!!!
Dan masih mencekiknya dengan erangan dari mulutmu masih bersama aroma minuman surga , "Aku ini sayang kamu..!!!"
Hei ....bagaimana kabarmu Ibu ...???!!!
Apakah kau masih menikmati penetrasi bapak yang sudah mulai loyo akibat ejakulasi paranoid buah hasil yang katanya adalah harga diri...
Kembali aku berikan padamu dua pilihan Ibu..
Pertama...
Jika kau memang sabar, sabarlah sesabar-sabarnya..
Kedua..
Jika kau marah, muak, tumpahkanlah pada satu titik bahwa kau bisa menjadi laki-laki dan tuntut dia sampai pada klimaks tak bernyali...!!!
Dan Kejujuranmulah kunci jawaban atas sebuah pilihan yang aku berikan...
Atau kau punya pilihan sendiri Ibu..???
Pastinya sebuah pilihan Bapak yang dulu ditawarkan , mungkin akan kau tolak...
Untuk bersama memilih bunuh diri ....
Apa yang aku rasakan adalah titik muara dari kejengahan atas nama mempertahankan rumah tangga...
Ibu...dimana komitmenmu dulu kalau hanya tidak melihat anak-anakmu kau akan pergi dengan luka hati yang kau bawa lari..
Bapak...apakah kau masih ingin melihat dia gila untuk yang kedua kalinya..
Selamat untuk kalian berdua yang membantah teori keberkekalan keutuhan rumah tangga adalah yang rukun damai, makmur, sejahtera...
Ternyata kalian bisa membantah itu...
Dengan bingkai neraka keluarga setan sejahtera..
Salam Sungkemku...
Anakmu ...

(Malam Lebaran 2007, KontraS Jakarta)

Labels:

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home