Revolusi Tai Kucing

Mencari Kemungkinan, Dalam Ruang Ketidakmungkinan
Ritme Dialektika Sebuah Kenihilan..
Selamat Tinggal Pengatas namaan Segala Bentuk Pelabelan....
Selamat Datang Absurditas, Dan Lahir Menjadi Realitas..

Sunday, November 19, 2006

Perkenalkan Namaku Bajingan...

Untuk hanya sebuah masalah materialisme ecek-ecek dalam hal kepunyaan dan perealisasian..
Kau sudah mundur dari kenyataan, yang katanya adalah sebuah kebahagiaan...
Dan untuk sebuah kebahagiaan yang mana aku kurang paham..
Ya..katanya adalah proses kebahagiaan dasar sebuah hati dan ketenteraman hidup...
Begitukah...???
Diperparah dengan kondisimu untuk saat ini dengan satu kenyataan ketika kau dihantam palu godam permasalahan kehidupan...
Di sisi lain kau hanya mesra dengan diammu tanpa ada keberlanjutan atau paling tidak penulisan prasasti saksi hidup untuk kau nanti mati...
Pasti..
Akh...tolonglah harus bagaimana aku menyuarakan sebuah keabsurdan tadi dengan nada tawa khas tertawa lepas..
Seperti ketika kau melihat di seberang yang lain dia bisa menertawakan diri sendiri, bahkan membuat yang lain tertawa..
Apakah itu tidak indah...
Dan apakah kau bisa mengajariku untuk sekedar menertawakan diri sendiri, keadaan, dan setidaknya membuat sejenak berehat untuk mengajak yang lain sedikit tersenyum...
Dalam sekilas pemikiran keberlanjutan sesuatu sesudah itu..
Akh...jangan terlalu njlimet lah kau memikirkan utk yang bukan hari ini ..
Ketika kau pun sendiri tahu, itu bukan bagian dari sebuah realisasi..
Aaakkhhh...!!!

Labels:

Reff Lagu lama...

Dalam rangka frustasi sisi lain manusia untuk sedikit termanusiaakan..
Dalam rangka pengepingan kodrati sebuah masalah yang aku mulai pudar dalam sedikit konsentarsi..
Untuk sesuatu yang membuatku tersobsesi selalu beronani..
Dalam hitungan detik segera memuncak apa saja yang mengalir ilustrasi rasa was-was dan nafsu menjadi satu..
Ya..hanya satu pembelaan klasik ..
Sekedar mempertahankan hidup...

Labels:

Monday, November 06, 2006

Aku Ingin Bermesraan Denganmu

Aku hanya bisa bermesraan denganmu lewat media-media semu...
Hanya untuk sekedar mencium, mencumbu, bahkan untuk memelukmu sekalipun..
Maaf mungkin hanya sampai di situ batas keromantisanku..
Bukan karena aku tidak sayang padamu...
Aakkhh...sayang..Sebuah kata yang kadang sulit aku ucapkan ..
Tetapi kadang juga begitu gampang aku ungkapkan..
Begitu gampang ketika aku sudah pada puncak titik klimaks nafsu liarku Untuk mengumbar naluri kebinatanganku..
Begitu sulit kata itu aku ucapkan ..
Justru ketika aku ingin berkompromi dengan nurani..
Benar memang sulit untuk menggeneralkan tiga lini dasar asas sebuah manusia Dan kemanusiaan...
Sementara di sisi lain, komponen dominasi Dari bentuk Ikon sang nafsu terus berkecamuk..
Untuk sekedar berpenetrasi dalam rangka kepuasan yang memuaskan..Dan tentunya lebih dari itu..
Aku Ingin orgasme bersama sang waktu dalam iringan keharmonisan sejarah..
Walaupun Pahit...
Salam..

Labels:

Harga Diri..

Harga Diri..????
Terlalu Tinggi kau menakar hargamu yg terlalu murah..Atas dasar apa sebuah takaran tentang diri, dari sekian banyak alasan manusia ...Ketika ke-harga diriannya terusik...Bunuh...!!!Mungkin itu yang banyak menjadi sebuah pembelaan...Pembelaan dari sebuah sesuatu yang dia sendiri tidak tahu ..Atas semua hal yang berbau nasib kodrati..Dan terlanjur dia untuk mempercayai..Seolah-olah ketika semuanya terbentur ..pada satu titik tolak nasib..Maka habis sudah...

Labels:

Friday, November 03, 2006

Iklan Imajinasi

Aku hanya bisa menjadi penikmat bukan menjadi pemikat….
Aku hanya bisa menonton bukan menjadi lakon…..
Aku hanya bisa menjadi pemuja tanpa bisa mencipta….
Aku dengar lagi cekokan –cekokan pengumbar mimpi bagi yang tak terbeli
Dalam media-media imaji tinggi…..
Tetap masih sama antara yang dulu kemarin dan sekarang…..
Dan akankah tetap berlanjut sampai nanti ……
Sebagai suatu percontohan yang tak perlu dicontoh selain bagi mereka
Korban-korban latah……
Benar…..mayoritaskah sebagai sang raja walau hanya dilontarkan dalam Coretan-coretan tak beraturan….

Untuk mereka yang bicara cinta …….
Yang tahu atau tidak tahu tentang cinta itu sendiri…..
Di sini aku buta dan tak tahu tentang itu…..
Selain hanya sebagai pemuas nafsu hewani…..
Lantas apa bedanya cinta dan nafsu……

Labels:

Surat Untuk Pak Tua (I)

Sebuah catatan…
Ya memang sebuah catatan, adalah harga mati dari sebuah penilaian tingi yang memberikan kuasa untuk aku yang sudah berbuat sesuatu…
Sesuatu yang pahit, anak sebuah pilihan yg tertelan di masa lalu…
Dan mengunyah kembali untuk kau hamburkan dengan selau berpegangan kepada andalan pandangan lurus dan benar…
Tidak selingkuh…
Atau apapun bentuk normative kesusastraan yang kau anggap kau bisa menguasainnya..
Sebab katanya angkatan sekarang adalah angkatan keledai yang bahasa sendiri saja tidak tahu…
Pertanyaanya adalah apakah angkatan yang lau sudah banyak tahu…
Pernah aku dengar juga dari angkatan lalumu itu hanya untuk sebuah teks sejarah, dengan bangga mengatakan …” dengan ini menyataken kemerdekaanya…”
Akh…sebenarnya aku tidak mau mempermasalahkan ttg hal ikhwal mana yang benar atau mana yang salah..
Walaupun untuk yang terakhir sering ujung telunjuk jarimu menuding ke arahku…
Heran …bahkan aku tidak tahu harus bagaimana membedakan atau setidaknya memposisikan ketidak-tahuannku dengan kritik yang mungkin bagimu cukup menggelitik..
Akh…kawan tua , aku Cuma masih ingin belajar secara manusiawi dan untuk kemanusiaan…
Tentunya dengan alat tulis kebodohanku tadi…
Dan pengalaman mu tadi ….
Aku setuju denganmu kawan untuk sebuah penghardikan ideology keblinger yang ternyata masih diagung-agungkan….
Salam Revolusi Tai kucing…!!!!

Labels:

Bukan Dalam Rangka Menyesal...

Apa……
Kegelisahan apa…..yang membuatmu mati dalam kehidupan….
Kegelisahan apa…..yang membuatmu diam dalam pembicaraan
Ketika langkah kaki tidak lebih dari pacuan-pacuan kaki yang tak berarah…..
Ketika mata tidak lebih dari sekedar jauh-jauh batas pandang….
Binatang apa kau ini….???!!!!
Hanya seekor binatang yang masih tersisa rasa menyesal yang tak bertuan…
Siapa yang bisa menahan cacian sang waktu….
Ketika dia bicara dan tak mau mendengar…
Siapa yang tahan cacianya…..ketika dia memvonis tanpa tahu alasan….
Hei….berapa banyak tahanan yang telah kau hukum
Tanpa kau memberi kepastian tentang hukuman yang kau berikan….
Menunggu…apa yang harus ditunggu…..
Kau hanya punya mulut….tanpa mempunyai telinga…
Tanpa mempunyai akal..
Tapi apakah kau punya hati…..??!!
Hei……!!!!
Teman tuhan yang tuli
Apakah kau masih punya nurani….!!!

Labels:

Ideologi Tai Kucing (I)

Untuk Sebuah hal Ikhwal yang mengenai literatur pagi yang jarang menjadi kebudayaan..
Semenjak mengenal sebuah sistem yang katanya penindasan..
Tanya kenapa..???
Mungkin karena sesuatu hal yang banyak termanisfestasi dalam media-media imaji tinggi..
Lantas ada sebuah keharmonisan yang tercipta walaupun dengan paksaan ..
yang menjadi ciri khas dari sebuah Rasionalitas..
Kapan sebenarnya itu berawal, datang, dan berganti..
Pasti semuanya akan berkedok sebuah dialektika suci ..
Proses kehidupan dengan langkah pongah..
Atas nama pencekkokan sebuah ideologi ....

Bandung, Awal januari '05

Labels:

Wajah Marginal Seiiring Hari Kemenangan

Mati tidak…..
sementara hidup tidak lebih sepertibangkai bau yang berjalan Bungkuk dengan wajah hitam memuakkan……
Lalu-lalang, janji-janji dan harapan serta kewajibanyang harus dilakukan
Dengan kekuatan hampa lemah menggigil kelaparan..

Dan setelahnya hanya Menyaksikan tangis-tangis jiwa di dalam deru-deru lajurimba kehidupan…
Yang tak mengenal fitrah suci kemanusiaansebagai adab dasar kelakuan ...
Hitam…hitam…..pekat terus membayang dalamlangit cita-cita

Yang berhaluan penjilatan dan dusta kebohongan di balik tirai-tirai kemunafikan…….
Sementara ketika sang penanggung jawab angkat tangan dalam menunaikan kewajiban …….
Sebagai pelampiasan sekedar bertahan dari gengsi dan tuntutan kehidupan yang melemparkannya kepada wakilnya….
Sementara dia hanya tertawa di atas isak-isak harap yang tidak membutuhkan belas kasihan….
Dan andaipun tiba saat-saat meremukkan jiwa yangmeninggalkan keping-keping kehancuran kehidupan…….
Maka yang terjadi mungkin hanya sebatas dzikir-dzikir diam dengan iringan doa kematian menuju lembah yanglebih gelap……
Dan sekarang yang terjadi adalah menunggu titah-titah pendusta yang memerintahkan dan tak pernah mendengar jerit-jerit hati yang terinjak oleh kaki-kaki ketidakpastian……
Yang terus berjalan bersama teman tuhan……
Sembari mengacuhkan masa lalu kelam yang tidakpeduli…..
Dan….masa sekarang yang meletihkan nurani…..
Dan masa depan bagai setan yang terbang membawa celurit kematian Untuk siap ditikamkan ….
Hanya tinggal menunggu kedatangan sang teman tuhan yang sebentar lagi datang……
Bahkan ketika semakin jauh melangkah hanya terlihat dan terasa kebodohan-kebodohan yang merasuk ke alam pikiran bahkan ke relung-relung jiwa yang akan terusdibawa ke dalam komunitas
sesama…..

Sementara mereka mengatakan kepintaran alasan yang semakin membuat beban…..Ketika yang terjadi hanyalah sebagai kebodohan yang dibungkus dengan kepahitan kodrati yang semakin terpinggir dari batas-batas kelaziman…..

Labels:

Tidak Untuk Absolutisme

Apa yang kau tahu tentang idealisme itu...??
Adalah penilaian sepihakmu ketika kau melihat sisi lain manusia ditambah dengan sedikit koleksi buku-buku terlarang..
Salah, jika penilainmu hanya demikian..
Bahkan aku untuk sekarang ini adalah proses menuju materialisme dalam bentuk apapun..
Apakah karena aku kecewa dengan idealisme itu sendiri..
Atau aku jemu dengan segala yang berbau sebuah bentuk ke-idealan...
Atau karena hanya melihat sisi-sisi romantik dalam ranah wacana arus perubahan..
Untuk hal yang satu itu aku memang awam, tetapi kadang akulah yang paling merasa romantik...
Ha..ha...ha..
Bukan itu yang menjadi masalah..
tetapi yang menjadi masalahnya adalah ketika perasaan dijadikan parameter dari sebuah kebenaran..
Akh...ini tentunya lagu lama..teman, yang banyak menjadi semacam ilham tetapi seribu satu untuk menjadi realisasi..
Karena untuk masalah beronani dengan perasaan..
Aku, kamu, kita, semua ...
Akan merasa menjadi semacam surga yang menjadikan kita bak ibarat seorang raja dalam taman firdaus pluralitas atas nama keberjihadan sebuah kebenaran...
Hanya untuk sebuh pembelaan atas nama perasaan tai kucing...tidak lebih..
Pastinya benar apa yang pernah kau katakan, Pak tua..
Untuk selalu dalam koridor logika, Hati, dan Nurani..
Sering kadang aku tersenyum mendengar pidatomu atas hal itu..
Ketika kau mengatakan itu, sementara di sisi lain kau masih gusar dengan sentilan-sentilan bau kencur dari mulutku..
Yang pastinya kau bisa melihat dari sisi mana kau melihatnya ..
Aku hanya ingin belajar secara manusiawi..
Dengan alat tulis kemanusiaan ..
Dan dalam jagat raya Pri kemanusiaan ...
Salam Kebebasan berfikir...
(Ultimus, Bandung)

Labels:

Aku Menggugatmu Atas Nama Cinta

Aku menggugatmu atas nama cinta....
Atas sebuah Cinta yang mana dan untuk siapa..
Atas sebuah kegelisahan juga ketika cinta tak seperti yang diagunggkan...
Untuk terlepas dari apakah cinta dan bagaimana cinta itu sendiri...
Untuk seorang bapakku yang masih menenggak aroma khas kegelisahan hidup oleh sesuatu hal yang dianggapnya mampu mendorong dalam hal sebuah penyelesaian....
Dan untuk itu mencampakkannya dengan sebuah apologi kelanggengan rumah tangga...
Aku tak percaya...
Aku kasihan denganmu bapak....
Aku menggugatmu atas nama cinta ...
Atas sebuah Cinta yang mana dan untuk siapa..
Untuk seorang Emakku yang dia rela ditendang dengan ideologi atas nama untuk anaknya...
Untuk berucap “yang kasihan dengan wanita...”
Dan masih setia dengan tangisan yang pernah dia nyanyikan untuk kemarin, sekarang, dan tak tahu sampai kapan...
Dan nikmatilah tangisanmu, Mak...
Akhh..itu hanya sekelumit tentang sebuah cinta yang aku lihat, dengar, dan rasakan....
Sempat juga terlihat ...
Atas nama cinta pula ,
Dia gantung diri....
Atas nama cinta pula ,
Dia mencuri Nasi untuk anakknya...
Atas nama cinta pula,
Dia memperkosa...
Atas nama cinta pula,
Dia membangkang...
Atas nama cinta pula,
Dia korupsi........
Atas nama cinta pula,
Dia membunuh..
Atas nama cinta pula ,
Dia dibunuh..
Atas nama cinta pula,
Dia...
Apakah masih ada cinta yang berkemanusiaan....!!!!

Labels:

Revolusi Tai Kucing (II)

Kembali lagi atas nama sebuah kemiskinan ..
Terdengar lagu tragis bunuh diri bersama sebuah keluarga...
Terlihat miris busung lapar mangandalkan bekatul makanan ternak..
Terasakan perih nyanyian paradoks kehidupan..
Jelas terdengar fatwa miskin anak kandung kekufuran..
Ya hanya pada batas himbauan pada gedung-gedung mewah mereka berceramah atas jutaan manusia yang resah..
Apakah mereka tak belajar pada sejarah ..???
Pada cerita klasik kaum biarawan yang selalu berpihak di balik topeng birokrat ...
Dengan senjata andalan..."Serahkanlah tanahmu.., dan kau pasti Diridhoi, dan akan dibalas seratus kali lipat.."
Apakah mereka tak belajar pada sejarah ..
Jika marah mewabah menjadi desah pemersatu sebuah yel-yel
Ganyang...!!!
Dan rubah..!!
Selalu saja kalimat basi dan diulangi pada nada dasr kesabaran...
Apakah mereka tak belajar pada sejarah..
Bahwa dulu sang pembawa syafaat selalu berbicara demikian jika Dia sudah melakukan ...
Tanpa dasar kau berkhotbah, hei..kau yang katanya pelayan umat..
Yang untuk waktu ini malah kau lebih terlihat tak bedanya dengan pengisi peran tersanjung, jangan rebut suamiku, atau inovasi sedikit tentang kuburan yang bisa mleduk...!!!
Apakah mereka tak belajar pada sejarah..
Pada stagnasi kemiskinan adalah kodrat nasib illahiah..
Bedebah...!!!
Ternyata hanya itu yang kau bisa, sedikit bersembunyi di balik sesuatu yang katanya Firman Tuhan..
Apakah mereka tak belajar pada sejarah..
Jika itu semua adalah tatanan di luar fatwa-fatwa Insaniah..
Hei ...Ini kemiskinan Struktural , Bung..!!
Hei...Ini pendholiman umat, Kyai..!!!
Hei...Ini penyesatan Pengembalaan Domba-domba suci, Romo..!!
Dan di kiri jalan ada yang berteriak...tunggu saja..!!!
Pematangan sebuah sistem katanya...
Lantas Apakah kau bisa melihat semua itu Dengan nuranimu..
Sambil asyik dengan Dialektikamu itu...
Salam..
Revolusi Tai Kucing....!!!

Labels:

Revolusi Tai Kucing (I)

Dalam sebuah perserikatan berkabung untuk kegelisahan yang sama……
Kejemuan yang sama…..
Dan kemuakan yang sama….
Selamat datang…..
Dalam suasana riuh renyah kebebasan….
Bebas dalam kau berbicara ataupun untuk kau tutup mulut seribu bahasa….
Benar atau salah bukan masalah yang ada…
Benar menurut siapa….??
Dan salah menurut siapa…??
Dan apakah kebenaran yang sebenar-benarnya termasuk dalam alam pemikiran manusia…..
Ataukah tidak…??!!
Hey..bung itu bukan pertanyaan teoritis…..
Melainkan pertanyaan praksis
Dan sekali lagi kau pertanyakan pertanyaan dalam isme social kerakyatan katanya….
Atau humanis proletariat….
Atau juga komunal kerakyatan….
Entahlah….
Sepertinya aku sudah jenuh dengan segala lagu sumbar nyanyian iklan segala ideology tai kucing tadi…
Entahlah…..
Apapun namanya….
Sekali lagi selamat datang….
Dalam wacana kerakyatan kebersamaan
Dimana kami selalu mengedepankan rumor ketertindasan…
Tetapi kami jarang merasakan kelaparan
Kami selalu berdiskusi tentang perih tangis sebuah penggusuran…
Tetapi kami masih dalam istana riuh tawa kegembiraan
Ya…memang benar membicarakan masalah adalah setengah dari menyelesaikan
Masalah itu sendiri….
Sebentar teman…adakah kau tadi mempertanyakan tentang sebuah kebenaran…??
Ya..ya…aku sedikit paham…
Tetapi lebih banyak tidak mengerti….
Sekali lagi maaf…kalau aku terlalu belum yakin
Bukankah…keraguan adalah sebentuk penghormatan kepada kebenaran itu sendiri..??
Ya…aku baru sadar….
Kita masih hidup dalam kebenaran suara mayoritas, teman…
Dan tentunya mayoritas yang tidak kita inginkan….
Tetapi bagaimanapun mayoritas adalah keuatan tertinggi teman….
Tetapi…..
Bukankah karakter adalah kekuatan terpenting yang menentukan nasib bangsa…??
Dan…karakter yang kuat mustahil dimiliki mayoritas
Ingat teman…kita sering berfikir dalam generalisasi…
Tetapi sesungguhnya kita hidup dalam detil demi detil
Salam….revolusi tai kucing….!!!!

Labels: